4 Bisnis di Indonesia yang Terancam Bangkrut Akibat Pandemi Corona

Bisnis di Indonesia yang Terancam Bangkrut

PrimaBerita – Virus corona tak hanya membahayakan manusia, tapi juga dunia bisnis di Indonesia. Hampir dua bulan ini, sejumlah sektor usaha satu persatu mengalami penurunan akibat pandemi Covid-19.

Apabila bisnis di Indonesia mengalami penurunan, akan menyebabkan kebangkrutan karena alami kerugian. Berikut ini akan dijelaskan sektor usaha atau bisnis apa saja yang hampir tumbang akibat pandemi Covid-19 yang kian meluas:

1. Bisnis Perhotelan

Industri perhotelan domestik mulai was-was ketika virus corona mulai memakan korban di Wuhan, China saat perayaan Tahun Baru Imlek.

Ketua Pengusaha Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Hariyadi Sukamdani, meminta pemerintah melakukan pengawasan ketat kepada wisata asing yang masuk. Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi penyebaran virus corona di Indonesia.

“Pemerintah harus lebih ketat. Cukup khawatir, tapi kami yakin pemerintah bisa melakukan protokol penganggulangan penyebaran kayak gini. Harus cepat dilakukan,” kata Hariyadi.

Namun, semakin cepatnya penyebaran virus corona membuat sejumlah negara melakukan pelarangan terbang bagi warganya maupun menerima wisatawan asing. Sehingga menyebabkan pihak Industri Perhotelan kehilangan konsumen.

2. Maskapai Penerbangan

Industri usaha yang paling merana akibat wabah virus corona adalah maskapai penerbangan. Irfan Setiaputra, Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, mengaku ‘babak belur’ dengan adanaya virus asal Wuhan, China tersebut.

Ditambahnya, apalagi dengan adanya penutupan penerbangan umrah ke Arab Saudi. Mengingat, jemaah umrah menjadi pasar besar bagi bisnis penerbangan.

Ada penurunan lah, tapi kita enggak usah ngomongin gituan. Lumayan babak belur, tapi ya sudahlah,” ujar Irfan saat ditemui di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, Minggu (8/3).

Erick Thohir, Menteri BUMN mengatakan melemahnya BUMN penerbangan ini dikarenakan virus corona mewabah lebih dulu ke negara tujuan, seperti China, dan Timur Tengah. Sehingga bisnis penerbangan konvensional mereka terganggu.

“Memang semua, apalagi umroh haji tidak ada, sekarang Australia tutup. Garuda pasti terdampak,” terangnya.

3. Wisata

Sektor wisata juga menjadi salah satu yang paling tertekan dengan adanya wabah corona. Tak ada lagi turis asing yang membanjiri tempat-tempay wisata di Indonesia. Sehingga membuat kondisi tersebut dinilai akan berdampak pada anjloknya pendapatan devisa dari sektor pariwisata.

Wisnu Wardhana, Ekonom PT Bank Danamon Tbk mengatakan devisa pariwisata diperkirakan turun USD 730 juta (neto) atau sekitar Rp 11,6 triliun (kurs Rp 16.000) sepanjang tahun ini. Sementara dalam APBN 2020, pemerintah menargetkan devisa pariwisata mencapai USD 21 miliar.

“Perhitungan kami terkait devisa pariwisata yang akan turun sebesar USD 730 juta (neto) sepanjang tahun 2020, tidak jauh berbeda dengan perhitungan pemerintah,” ujar Wisnu. 

4. Usaha Event Organizer

Mulkan Kamaludin, Ketua Umum Dewan Industri Event Indonesia (Ivendo), mengatakan akibat dari kondisi itu membuat puluhan ribu karyawan terancam merana. Karena ditunda hingga dibatalkannya banyak event yang sebelumnya telah tercatat di kalender mereka.

“Di Industri MICE itu ada puluhan ribu pekerja terancam kehilangan mata pencaharian akibat wabah corona,” ujar Mulkan, Sabtu (21/3).

Jumlah pekerja industri kreatif yang terdampak sebanyak 54.871 dan maksimal 90.463 orang. Data tersebut berbasis rekap dari konsolidasi 7 dari 18 komunitas yang mencakup 3 ribu lebih perusahaan dan profesional di bidang industri event.

Sehingga menyebabkan kerugian dari 112 perusahaan Event Organizer hingga 2,6 triliun. Data itu hanya mewakili 10 persen dari total keseluruhan perusahaan.

Mulkan juga mengatakan telah terjadi kasus penundaan hingga 96,43 persen dan 84,86 persen kasus pembatalan event di provinsi setelah pengumuman resmi pemerintah tanggal 2 Maret 2020.

Add a Comment