Nilai Tukar Rupiah Semakin Tragis Di April, Apa yang Harus Dilakukan?

Nilai Tukar Rupiah Semakin Tragis Di April, Apa yang Harus Dilakukan?

PrimaBerita Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS nyaris mencapai Rp 17.000 dalam sepekan ini. Kondisi seperti ini dimungkinkan akan terus berlanjut hingga menujukkan tanda-tanda pelemahan yang semakin tinggi pada April mendatang.

Ibrahim, Direktur PT TRFX Garuda Berjangka mengatakan, bahwa nilai tukar rupiah yang semakin lemah bisa terjadi akibat pandemi corona yang terus meluas hingga belum ada tampak upaya untuk mengatasinya. Sementara penguatan rupiah juga diprediksi bakal semakin berat, terutama kebutuhan pasar saham.

“Kemarin rupiah bisa mengalami penguatan, termasuk akibat intervensi Bank Indonesia dan dibantu pengusaha. Tapi ini nanti di kuartal (mendatang) ada pembayaran devidenĀ listingĀ di bursa yang banyaknya dimiliki asing. Sehingga perusahaan harus menyiapkan dolar (kebutuhan dolar USD naik),” ujar Ibrahim.

Ibrahim juga mengatakan, dalam kondisi seperti ini hal yang perlu dilakukan pemerintah adalah menjaga agar pasar tidak mengalami kepanikan. Aplagi kondisi tukar rupiah sekarang ini di level Rp 17.000 masih lebih baik dibandingkan dengan situasi krisi moneter di tahun 1998.

“Waktu itu rupiah dari 2.500 kemudian Rp 4.000 per USD kemudian Rp 6.000 menjadi Rp 16.000-an. Sehingga rentangnya cukup tajam. Tetapi 2020 ini, bukan murni hancur (ekonomi), tapi epidemi corona. Rp 15.000 kita udah biasa pas politik memanas misalnya. Nah ini, di angka Rp 17.000, kondisi kita masih cukup bagus fundamental ekonominya,” jelas Ibrahim.

Upaya yang perlu dilakukan pemerintah

Menurut Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, upaya yang bisa dilakukan adalah pemerintah harus transparansi dalam penanganan virus corona. Bukan saja dalam tahap identifikasi terhadap wabah corona, namun juga pencegahan hingga penanganan yang dilakukan dengan masif dan efektif.

Selain itu, menurutnya ada yang paling penting yaitu upaya penanganan wabah virus corona juga harus kompak dilakukan oleh semua pihak. Dalam hal ini, pemerintah bisa pro aktif dalam mengoptimalkan segala potensi yang ada.

“Pempus menginstruksikan kepada pemda agar menyiapkan dana khusus untuk corona, ini udah bagus sebagai stimulus. Tapi tidak dirinci dengan jelas. Kemudian, pengusaha gotong royong mengumpulkan dana. Ini juga cukup bagus. Tapi masih sebatas, bersifat di pusat,” kata Ibrahim.

Add a Comment