Nasabah Jiwasraya Curhat Menanti Uang Kembali

Nasabah Jiwasyara Menanti Uang Kembali

PrimaBerita – Di samping proses penyehatan PT Asuransi Jiwasraya, ada sejumlah nasabah Jiwasraya yang masih menanti uang yang sudah diinvestasikan kembali. Seperti salah seorang nasabah saving plan, Aileen. Aileen mengaku telah terjun ke produk asuransi tersebut sejak 4 tahun yang lalu dengan menempatkan dana sekitar Rp 3 miliar.

“Alasan saya masuk Jiwasraya saya percaya BUMN-nya pasti bayar,” kata dia.

Sayangnya nasib kurang beruntung justru menimpa para nasabah, termasuk Aileen. Produk tersebut dinyatakan gagal bayar terlebih ketika ia tidak memperoleh respons yang baik saat dirinya memperjuangkan kembali dana yang sudah ia investasikan.

“Sangat marah, sangat kecewa, karena sebelum pak Hexana tidak ada satu orang pun yang peduli kita. Ditelepon bank tidak dianggap. Jiwasraya juga sama waktu direksi lama, tapi setelah pak Hexa diangkat semuanya beda. Pelayan Jiwasraya juga aktif memberi penjelasan,” tuturnya.

Meski baru mendapatkan bunga di tahun pertama saat dirinya menempatkan dana, dirinya meyakini kalau uang yang ditempatkannya kembali berada di bawah manajemen baru. Artinya dana tersebut dinilai masih sangkut di pihak Jiwasraya hingga saat ini.

Selain itu ia juga mendukung wacana perusahaan dalam hal melakukan proses restrukturisasi. Dimana produk yang mempunyai bunga tinggi akan diganti dengan produk yang sesuai dengan target pasar. Ia juga berharap agar pokok dana yang telah ia tempatkan dapat kembali kepadanya.

“Kalau saya tidak masalah yang penting pokok kembali. Hitung-hitung membantu negara. Kasihan kan negara selama kita bisa bantu ya bantu, yang penting pokok kembali,” katanya.

Sementara nasabah Jiwasraya lainnya yang menanti uang kembali juga menyoroti wacana pembubaran Jiwasraya.

“Asuransi jiwa Jiwasraya perusahaan asuransi jiwa tertua di Indonesia yang pada 31 desember 2020 nanti akan berusia 161 tahun akan dibubarkan hanya karena kasus korupsi yang dilakukan oleh direktur utama dan direktur keuangan dan salah satu kepala divisinya. Sehingga perusahaan merugi hingga Rp 17 triliun,” kata nasabah lain, Machril.

Add a Comment